Icah : Menjadi Peserta JKN Itu Banyak Manfaatnya


JAKARTA TIMUR - Suaranusa.com - Dalam menjalani pendidikan tinggi dan menyelesaikan tugas akhir seperti skripsi tentunya tekanan dan tantangan yang harus dihadapi pun semakin meningkat. Di tengah perjalanan ini, kesehatan menjadi faktor kunci yang dapat memengaruhi hasil akademis dan juga keseimbangan emosional. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah menjadi penolong bagi banyak orang termasuk para mahasiswa yang sedang menempuh perjalanan skripsinya demi mendapatkan gelar sarjana.

Rizka Nurul Hijriah (21) atau teman-temannya akrab memanggilnya Icah, seorang mahasiswa semester terakhir di salah satu universitas terbaik di Indonesia yang mengambil jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial. Icah adalah anak terakhir dari 3 bersaudara. Dalam menghadapi semester terakhirnya, Icah harus menyelesaikan tugas akhirnya, yaitu skripsi sebagai salah satu syarat untuk kelulusannya. Bagi Icah kelulusannya ini menjadi sesuatu yang sangat berharga dan diimpikan termasuk bagi kedua orang tuanya. Hal tersebut menjadi sesuatu beban pikiran bagi Icah sendiri.

“Meskipun keluarga saya tidak terlalu membebani saya untuk meraih gelar sarjana namun bagi saya yang menjalani cukup menjadi beban pikiran sehingga tak jarang saya jatuh sakit karena beban pikiran saya sendiri. Sakitnya itu sendiri selain sakit yang mempengaruhi fisik seperti pusing dan demam, saya juga mengalami sakit yang mempengaruhi mental," ucap Icah pada saat ditemui oleh tim Jamkesnews pada Jumat (22/09).


Icah menambahkan bahwa dirinya sangat sadar akan beban yang harus ia tanggung. Dia merasa tekanan dari pikirannya sendiri untuk dapat berhasil dalam menyelesaikan studinya. Akan tetapi, di tengah persiapan dan penelitian untuk skripsinya, Icah mulai merasakan dampaknya pada kesehatannya. Stres, kelelahan, dan tekanan mengganggu kemampuannya untuk berkonsentrasi dan bekerja dengan efektif. Icah juga menyadari bahwa tekanan yang dia alami juga memengaruhi kesehatan mentalnya. Awalnya ia khawatir akan biaya yang akan dikeluarkan untuk pergi ke dokter spesialis dengan biaya-biaya lainnya, tetapi ia mendapatkan informasi dari salah satu saudaranya untuk menggunakan layanan Program JKN yang diselenggrakan oleh BPJS Kesehatan. Icah masuk kedalam kategori peserta JKN dengan segmen Peserta Bukan Pekerja Umum (PBPU) atau sebagai peserta mandiri yang mengikuti kepesertaan JKN dari keluarga intinya.

"Saya menyadari ada yang ketidaknyamanan di dalam diri saya dan saya berfikir harus segera menangani hal tersebut karena cukup mengganggu kegiatan saya terutama pada saat ini yaitu menyelesaikan skripsi saya. Saya merasa perlu berbicara dengan seseorang yang bisa membantu saya mengatasi stres dan kecemasan yang saya alami. Tadinya saya sempat ragu untuk pergi ke dokter karena biaya yang tidak murah, tetapi kakak saya menyarankan untuk menggunakan BPJS Kesehatan saja. Ternyata saya baru tahu kalau BPJS Kesehatan bisa digunakan untuk menangani kesehatan mental," ujar Icah.

Icah menjelaskan bahwa dirinya pertama mengunjungi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang terdaftar di kepesertaannya, selanjutnya dirinya dirujuk ke dokter spesialis di salah satu rumah sakit. Melalui konsultasi bersama dokter tersebut Icah belajar strategi untuk mengelola stres dan menjaga kesehatannya, baik fisik maupun mental. Icah mengakui dirinya sangat terbantu dengan adanya Program JKN ini yang ternyata bisa memberikan layanan pada bidang kesehatan mental. Icah merasa bersyukur dan lega bahwa BPJS Kesehatan memberikan layanan untuk kesehatan mental juga sehingga menjadi peserta JKN itu banyak manfaatnya.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak