Membatik Ajarkan Falsafah Hidup untuk Miliki Sifat Sabar dan Ulet


JAKARTA - Suaranusa.com - Sekitar 500 orang hadir di tenda yang di kiri-kanan berjejer rapi stand yang menjual berbagai makanan dan minuman, aksesoris, dan karya dari para penyandang disabilitas.


Di sebelah tangga, standing banner 2 meter x 1 meter berdiri mencolok tulisan “Pameran Iklusi Karya Disabilitas” _Fun fact_ . Penerima Manfaat yang produknya ditampilkan pada pameran ini  mendapatkan pelatihan dan bantuan modal usaha kewirausahaan melalui Program ATENSI dari Kementerian Sosial RI.


Stand berasal dari Kementerian Sosial Unit Pelaksana Teknis (UPT) Sentra Terpadu Kartini Temanggung ikut dalam Festival Setara & Berjaya di Komplek Media Group, Kedoya, Jakarta Barat, 11-12 Desember 2023.


Dua penjaga stand Mas Hanung dan Mas Ary dengan ramah menyambut setiap pengunjung yang tertarik dengan membatik. Di stand tidak hanya memamerkan baik yang sudah jadi tetapi juga pengunjung bisa mencoba membatik dengan pola yang tersedia atau bisa membuat pola sendiri.


“Saya gabung Sentra Kartini Temanggung pada 2016 dan saat itu lagi ramai batik ciprat. Seiring perkembangan saya melanjutkan belajar membatik dengan ragam cara seperti eco-print, cap dan tulis, ” ucap Hanung sambil memamerkan cara membatik di depan stan.


Hal serupa juga dirasakan rekan Hanung, yaitu Ary yang tertarik membatik karena keunikan dan ketelatenan terlebih ia memiliki basic sebagai pembuat tato sehingga membatik tidak terlalu sulit baginya. 


Hari-hari Hanung di Sentra Kartini Temanggung menggawangi membatik, yang terkadang ada para siswa mulai dari taman kanak-kanak, siswa SMP hingga orang dewasa yang tertarik untuk belajar membatik.


“Tidak tentu, kadang ada anak TK, kemarin ada siswa SMP dari Wonosobo belajar 10 hari dan semua diberikan secara gratis hanya mengganti kain yang digunakan untuk pelatihan dan pola saja, ” ucap Hanung.


Proses pembuatan batik itu tergantung bahan yang digunakan, tingkat kerumitan dalam pembuatan, serta orang yang membuat batik itu sendiri. 


“Anak TK dan SD bisa buat pola dan belajar batik dasar sudah senang mereka. Untuk bisa membantik perlu kesabaran seperti buat titik-titik, menarik garis agar tidak putus dan perlu pakai rasa agar canting dan malam (lilin yang dicarikan-red) tidak cepat kering, ” katanya. 


Sedangkan, untuk kisaran harga batik beragam misalnya untuk batik eco-print ukuran 2,25 meter x 1,15 meter Rp 350-650 ribu, batik cap mulai Rp 170-200 ribu rupiah.


“Batik yang dibawa hari ini kurang lebih 100 potong itu sudah termasuk batik ciprat, cap dan tulis dengan beberapa model yang djual seperti kopiah Rp 60 ribu dan blangkon Rp 90 ribu rupiah, ” ungkap Hanung.  


Di Sentra Kartini tidak hanya bagi penyandang disabilitas tapi masyarakat umum bisa belajar tanpa membedakan usia yang penting memiliki niat untuk belajar membatik. 


“Sudah banyak penyandang disabilitas yang belajar membatik dan punya usaha dan masyarakat umum bisa belajar membatik. Sejatinya membatik itu tidak hanya belajar tentang pola karena ada falsafah di dalamnya seperti sabar dan tekun dalam melakukan sesuatu, ” pungkasnya. 


Di antara rangkaian Festival Setara Berdaya yaitu _talkshow_, pameran bazar, pijat refleksi, _stand up comedy_ hingga penampilan puisi, tarian serta angklung. 


Turut hadir Staf Khusus Presiden Bidang Sosial Angkie Yudistia dan Ketua Komisi Nasional Disabilitas (KND) Dante Rigmalia. Tahun ini, Festival Setara Berdaya pun akan menyajikan penampilan spesial dari Putri Ariani.

Lebih baru Lebih lama

Formulir Kontak